Info Sekolah
Wednesday, 29 Oct 2025
  • Selamat Datang di laman resmi SMP Negeri 1 Kota Serang
26 July 2025

Bukan Sekadar Pramuka atau PMR, Inilah Wajah Baru ‘Kokurikuler’ yang Jadi Penentu Karakter Siswa Indonesia. Simak Bedahnya!

Saturday, 26 July 2025 Kategori : Artikel / Kurikulum

Pendahuluan

Pada tahun 2025, Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP), Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, menerbitkan Panduan Kokurikuler—sebuah panduan bagi sekolah untuk melaksanakan kegiatan belajar tambahan yang bersifat menyenangkan dan bermakna. Kegiatan ini disebut kokurikuler, yaitu aktivitas pembelajaran di luar kelas yang tetap berhubungan dengan pelajaran utama, namun lebih aplikatif dan fleksibel.

Tujuan utamanya adalah mendukung perkembangan karakter dan kemampuan murid agar sesuai dengan kebutuhan masa kini, tidak hanya pintar secara akademik, tetapi juga cakap bersosialisasi dan menghadapi kehidupan nyata.


Makna dan Pentingnya Kokurikuler

Apa Itu Kokurikuler?

Kokurikuler adalah kegiatan belajar yang memperkuat atau memperluas pelajaran utama (yang disebut intrakurikuler), seperti saat murid membuat proyek sains sederhana setelah belajar teori IPA. Ini berbeda dengan ekstrakurikuler yang sifatnya pilihan dan bisa tidak berhubungan langsung dengan pelajaran, seperti futsal atau klub musik.

Mengapa Kokurikuler Penting?

Kegiatan ini membantu murid memahami pelajaran melalui penerapan nyata. Hal ini dikenal sebagai pembelajaran mendalam—bukan sekadar menghafal, tetapi memahami, merasakan manfaatnya, dan menikmati prosesnya. Tujuannya adalah menciptakan suasana belajar yang:

  • Berkesadaran (mindful): murid fokus dan hadir penuh dalam proses belajar.
  • Bermakna (meaningful): murid paham mengapa mereka belajar sesuatu.
  • Menggembirakan (joyful): belajar terasa menyenangkan, tidak menegangkan.

Tujuan Kokurikuler

Program kokurikuler mendukung tercapainya Profil Pelajar Pancasila, yaitu gambaran murid ideal Indonesia. Terdiri dari delapan karakter penting:

  1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME
  2. Berkewarganegaraan aktif
  3. Mampu berpikir kritis
  4. Kreatif
  5. Mampu bekerja sama (kolaboratif)
  6. Mandiri
  7. Sehat jasmani dan rohani
  8. Mampu berkomunikasi dengan baik

Ciri Khas Kegiatan Kokurikuler

  • Fleksibel dan kontekstual: bisa disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan sekolah atau daerah.
  • Terencana secara matang: tidak asal dilakukan, tapi ada tujuan jelas.
  • Beragam bentuk pelaksanaan, misalnya:
    • Proyek lintas mata pelajaran (ilmu alam digabung seni atau bahasa)
    • Gerakan 7KAIH (7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat), seperti bangun pagi, makan sehat, dan aktif berkegiatan
    • Kegiatan khas sekolah masing-masing

7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat:

  1. Beribadah tepat waktu – karena disiplin dimulai dari hal yang paling rutin
  2. Makan sehat dan bersih – biar otaknya encer, tubuhnya juga tahan banting
  3. Sampah dibuang pada tempatnya – bukan cuma soal bersih, tapi soal tanggung jawab
  4. Mengucap salam dan senyum – sederhana, tapi bikin suasana jadi hangat banget 😊
  5. Belajar dengan sungguh-sungguh – bukan sekadar rajin, tapi punya niat
  6. Membantu orang tua dan teman – ini latihan empati dalam bentuk aksi
  7. Mengaji atau membaca kitab suci – karena nilai hidup itu butuh pegangan

Kerangka Pembelajaran Kokurikuler

Untuk menjalankan kokurikuler yang berdampak, panduan ini mengusulkan empat komponen pembelajaran yang terinspirasi dari pendekatan pembelajaran mendalam.

1. Praktik Pedagogis

Guru bertindak sebagai penggerak (bukan hanya penyampai materi), menggunakan cara-cara aktif seperti:

  • Project-Based Learning: murid membuat proyek nyata seperti kampanye lingkungan.
  • Problem-Based Learning: murid diberi masalah nyata untuk diselesaikan.
  • Inquiry-Based Learning: murid belajar melalui rasa ingin tahu dan eksplorasi.

2. Lingkungan Pembelajaran

Belajar tidak hanya di dalam kelas. Lingkungan belajar diperluas ke:

  • Sekitar sekolah
  • Komunitas lokal
  • Dunia digital (internet, aplikasi edukasi)
    Lingkungan ini harus aman, inklusif, dan menghargai perbedaan.

3. Kemitraan Pembelajaran

Pendidikan tidak hanya tugas sekolah. Ada Catur Pusat Pendidikan:

  • Sekolah: perencana dan pelaksana kegiatan
  • Keluarga: menjadi teladan dan pendamping anak di rumah
  • Masyarakat: memberikan ruang dan contoh nyata dalam kehidupan
  • Media: membantu menyebarkan nilai dan informasi melalui media sosial atau tradisional

4. Pemanfaatan Teknologi Digital

Teknologi digunakan untuk:

  • Memperluas akses belajar
  • Mendokumentasikan proses belajar
  • Mencari referensi
  • Kolaborasi dengan pihak lain secara online

Perencanaan, Pelaksanaan, dan Asesmen

1. Perencanaan

Langkah penting dalam merancang kegiatan:

  • Membentuk tim kerja: terdiri dari guru dan staf sekolah.
  • Menganalisis kebutuhan murid dan sekolah: termasuk sarana, SDM, dan budaya lokal.
  • Menentukan tema dan bentuk kegiatan yang mendukung profil pelajar.
  • Mengatur waktu: disesuaikan dengan jumlah JP (jam pelajaran) tiap jenjang.
  • Merancang aktivitas dan asesmen: asesmen adalah penilaian, terdiri dari:
    • Formatif: dilakukan selama kegiatan berlangsung, untuk melihat proses.
    • Sumatif: dilakukan di akhir kegiatan, untuk menilai hasil akhir.

2. Pelaksanaan dan Penilaian

Guru melaksanakan rencana sambil menyesuaikan strategi agar tetap menyenangkan dan bermakna. Penilaian dilakukan tidak hanya untuk nilai angka, tetapi untuk mencerminkan perkembangan sikap dan keterampilan murid.

3. Pelaporan Hasil

Hasil kegiatan dicatat dalam rapor murid pada kolom khusus “Kokurikuler”, ditulis dalam bahasa yang positif, deskriptif, dan mendidik.


Evaluasi dan Tindak Lanjut

1. Tujuan Evaluasi

Evaluasi dilakukan untuk mengetahui:

  • Apakah kegiatan mencapai tujuannya
  • Kesesuaian dengan pelajaran utama
  • Masukan untuk perbaikan ke depan
  • Data pendukung bagi keputusan sekolah

2. Pelaksana Evaluasi

Evaluasi dipimpin oleh kepala sekolah, tetapi bisa melibatkan:

  • Guru
  • Murid
  • Orang tua
    Tujuannya agar hasilnya objektif dan menyeluruh.

3. Model Evaluasi

Model sederhana digunakan untuk menilai:

  • Input: sumber daya awal seperti guru, alat, dana
  • Proses: bagaimana kegiatan dilaksanakan
  • Output: hasil langsung, seperti proyek atau laporan murid
  • Outcome: dampak jangka panjang terhadap karakter dan keterampilan murid

4. Tindak Lanjut

Langkah nyata setelah evaluasi bisa berupa:

  • Revisi rencana kegiatan
  • Pelatihan guru
  • Penyediaan alat atau ruang belajar baru

Penutup

Panduan ini menunjukkan bahwa kokurikuler bukan sekadar aktivitas tambahan, melainkan alat penting untuk menciptakan pembelajaran yang utuh, kontekstual, dan menyenangkan. Melalui pendekatan ini, murid tidak hanya belajar untuk ujian, tetapi juga belajar menjadi manusia seutuhnya.

Jika setiap sekolah memanfaatkan panduan ini dengan baik, maka yang terbentuk bukan hanya murid yang cerdas, tetapi juga pribadi yang kuat, peduli, dan siap menghadapi tantangan masa depan.