Info Sekolah
Friday, 24 Oct 2025
  • Selamat Datang di laman resmi SMP Negeri 1 Kota Serang
17 August 2025

Rahasia Orang Bijak: Mereka Tahu Peribahasa Ini Sejak SMP

Sunday, 17 August 2025 Kategori : Artikel

Pernah bertanya, mengapa orang-orang bijak selalu punya jawaban tepat untuk masalah hidup? Rahasianya sederhana: mereka tak pernah melupakan peribahasa yang diajarkan sejak duduk di bangku SMP. Ya, pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah pertama bukan sekadar hafalan untuk ujian—tapi kunci membangun kebijaksanaan seumur hidup.

Dari Buku Sekolah ke Hidup Nyata

Sejak SMP, kita diajari peribahasa seperti “Seperti pepatah, Tak kenal maka tak sayang” atau “Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian”. Saat itu, mungkin kita menganggapnya sebagai tugas biasa. Tapi lihatlah sekarang:

  • Saat bingung mengambil keputusan, “Sedia payung sebelum hujan” mengingatkan kita untuk selalu plan A, B, hingga C.
  • Saat konflik dengan rekan, “Air tenang menghanyutkan” jadi pengingat untuk tak terburu-buru menilai.
  • Saat dihimpit tekanan, “Lama-lama menjadi bukit” memberi semangat bahwa konsistensi akan berbuah hasil.

Peribahasa yang ditanam sejak remaja menjadi refleks mental di usia dewasa.

Mengapa SMP Jadi Momen Krusial?

Di usia 12-15 tahun, otak remaja sangat receptive terhadap nilai moral. Guru-guru sengaja memasukkan peribahasa ke kurikulum karena:

  1. Mudah Diingat: Kalimat singkat dan berima membuatnya melekat di memori.
  2. Universal: Nilainya berlaku untuk semua generasi—dari nenek moyang hingga era digital.
  3. Praktis: Bisa langsung diterapkan, misalnya “Malu bertanya, sesat di jalan” untuk dorong siswa aktif bertanya.

Orang bijak tak “kebetulan” paham peribahasa—mereka sengaja merawat pelajaran SMP itu sebagai kompas hidup.

Jangan Sampai Lupa: Peribahasa = Investasi Kebijaksanaan

Banyak yang mengira peribahasa hanya untuk anak sekolah. Padahal, justru di usia dewasa, kita baru benar-benar paham maknanya. Contoh:

  • “Bagai air di daun talas” (sikap rendah hati) jadi relevan saat kita sukses.
  • “Seperti kacang lupa kulit” mengingatkan kita untuk tak sombong pada akar kesuksesan.

Orang bijak tak pernah berhenti belajar dari peribahasa—karena di balik 5-10 kata itu, tersimpan kearifan yang mengalahkan ribuan teori.

Ayo, Bangun Kembali Kebiasaan Ini!

  • Bagi yang sudah lulus SMP: Coba buka kembali buku Bahasa Indonesia lama. Ingat peribahasa favoritmu—lalu terapkan hari ini!
  • Bagi guru & orang tua: Jadikan peribahasa bahan obrolan sehari-hari, bukan sekadar materi ujian.
  • Bagi milenial & Gen Z: Challenge diri untuk gunakan 1 peribahasa dalam percakapan online. Lihat betapa ia membuat diskusi lebih berbobot!

Kebijaksanaan bukan hadiah usia—tapi hasil merawat benih yang ditanam sejak SMP. Jadi, jangan anggap remeh pelajaran “jaman dulu”. Di situlah rahasia orang-orang hebat membangun pola pikir yang tak lekang oleh zaman.

Ingat: Orang bijak tak lahir dengan kearifan—mereka hanya tak pernah lupa pada apa yang diajarkan guru Bahasa Indonesia di kelas

No Comments

Tinggalkan Komentar